Tips Memilih Pasir dan Cara Menghitung Volume Muatan Truk
Ciri-Ciri Pasir yang Bagus
Menurut SNI S-04-1998-F:28, pasir yang bagus untuk bahan bangunan harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
- Butirannya tajam dan keras dengan indeks kekerasan kurang dari 2,2.
- Bersifat kekal, tidak mudah hancur saat diuji dengan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat.
- Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Jika ada, dapat dicuci untuk mengurangi kadar lumpurnya.
- Tidak mengandung bahan organik dalam jumlah yang terlalu banyak. Hal ini dapat diuji dengan larutan jenuh NaOH 3%.
- Tingkat modulus kehalusannya berkisar antara 1,5-3,8 dan terdiri atas butiran yang beraneka ragam.
- Beton dengan tingkat keawetan yang tinggi memiliki reaksi yang negatif terhadap alkali.
- Bukan pasir laut, kecuali dengan petunjuk Lembaga Pemerintahan Bahan Bangunan yang berwenang.
- Agregat halus untuk plesteran dan spesi terapan harus memenuhi persyaratan pasir pasangan.
- Berada di dalam syarat ambang batas gradasi pasir yang baik.
Selain itu, kita juga dapat melakukan pengujian sederhana untuk mengetahui kualitas pasir, yaitu:
- Ambil pasir dan genggam dengan tangan, lalu lepaskan. Pasir yang bagus akan mudah pecah dan bertebaran, sedangkan pasir yang menggumpal menandakan kandungan lumpurnya masih tinggi.
- Ambil botol bekas air mineral yang transparan, masukkan pasir sepertiga bagian, lalu masukkan air bersih sepertiga bagian lagi. Kocok botol agar pasir dan air teraduk, lalu diamkan beberapa saat. Air yang berwarna coklat dan semakin bersih di atas menunjukkan kandungan lumpur yang rendah.
Jenis-Jenis Pasir
Umumnya, terdapat tiga jenis pasir yang biasa digunakan untuk bahan bangunan, yaitu:
- Pasir pasang, yaitu pasir yang digunakan untuk pemasangan batu bata, batako, dan plesteran. Pasir ini berwarna kecoklatan dan memiliki tekstur yang kasar.
- Pasir beton, yaitu pasir yang digunakan untuk pengecoran beton, seperti pada kolom, sloof, balok, atau plat lantai. Pasir ini berwarna hitam dan memiliki tekstur yang halus.
- Pasir urug, yaitu pasir yang digunakan untuk pengurugan tanah, karena memiliki tingkat gradasi yang tidak sama dan mengandung lumpur. Pasir ini berwarna abu-abu dan memiliki tekstur yang beragam.
Selain itu, ada juga beberapa jenis pasir lain yang memiliki karakteristik khusus, seperti:
- Pasir mundu, yaitu pasir yang paling umum digunakan dalam proyek konstruksi, karena harganya yang murah dan ketersediaannya yang banyak. Pasir ini berwarna kecoklatan dan memiliki tekstur yang keras dan kasar.
- Pasir coklat Belitung, yaitu pasir yang berasal dari Belitung yang berwarna coklat. Pasir ini memiliki tekstur yang halus dan tidak perlu diayak sebelum digunakan.
- Pasir putih Rangkas, yaitu pasir yang berasal dari Rangkasbitung yang berwarna putih. Pasir ini memiliki tekstur yang halus dan bersih, serta cocok untuk pekerjaan finishing.
- Pasir putih Bangka, yaitu pasir yang berasal dari Bangka yang berwarna putih. Pasir ini memiliki tekstur yang halus dan bersih, serta mengandung silika yang tinggi.
- Pasir putih Lampung, yaitu pasir yang berasal dari Lampung yang berwarna putih. Pasir ini memiliki tekstur yang halus dan bersih, serta mengandung silika yang tinggi.
- Pasir merah atau jebrod, yaitu pasir yang berwarna merah dan memiliki tekstur yang kasar. Pasir ini biasanya digunakan untuk pekerjaan tanah, seperti membuat tanah subur atau menutupi tanah liat.
Cara Menghitung Volume Muatan Truk
Setelah mengetahui jenis dan kualitas pasir yang dibutuhkan, kita juga perlu mengetahui cara menghitung volume muatan truk yang akan mengangkut pasir tersebut. Hal ini penting untuk menghindari penipuan dari oknum penjual yang mengaku menjual pasir dengan volume tertentu, padahal tidak sesuai dengan kenyataannya.
Cara menghitung volume muatan truk adalah dengan mengukur panjang, lebar, dan tinggi bak truk yang terisi pasir, lalu mengalikan ketiga ukuran tersebut. Hasilnya adalah volume pasir dalam meter kubik (m3).
Contoh:
Panjang bak truk = 4 meter
Lebar bak truk = 1,75 meter
Tinggi bak truk = 1 meter
Volume pasir = 4 x 1,75 x 1
Volume pasir = 7 m3
Jadi, volume pasir yang diangkut oleh truk tersebut adalah 7 m3.
Namun, perlu diperhatikan bahwa volume pasir yang diukur dengan cara ini belum tentu sama dengan volume pasir yang dijual oleh penjual. Hal ini karena pasir yang diangkut oleh truk biasanya tidak rata dan padat, sehingga ada ruang kosong di antara butiran pasir. Oleh karena itu, volume pasir yang dijual biasanya lebih kecil dari volume pasir yang diukur.
Untuk mengatasi hal ini, kita dapat menggunakan faktor koreksi yang disesuaikan dengan jenis pasir dan kondisi bak truk. Faktor koreksi adalah angka yang digunakan untuk mengurangi volume pasir yang diukur agar sesuai dengan volume pasir yang dijual. Biasanya, faktor koreksi berkisar antara 0,8 sampai 0,9, tergantung pada jenis pasir dan kondisi bak truk.
Contoh:
Volume pasir yang diukur = 7 m3
Faktor koreksi = 0,85
Volume pasir yang dijual = 7 x 0,85
Volume pasir yang dijual = 5,95 m3
Jadi, volume pasir yang dijual oleh penjual adalah 5,95 m3.
Demikianlah tips memilih pasir dan cara menghitung volume muatan truk yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat dan dapat membantu Anda dalam membeli pasir yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan Anda.