Mengenal Manajemen Resiko Proyek
Pada era 1980 an telah dikenal di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dengan bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkat kesempatan peluang.
Manajemen resiko merupakan suatu metode yang tersusun secara logis dan sistematis pada suatu rangkaian kegiatan baik itu penetepan konteks, identifikasi analisa, evaluasi dan pengendalian komunikasi resiko.
Resiko (Risk) adalah suatu kejadian yang mengakibatkan kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu kemungkinan terjadi untuk satu kejadian tertentu.
Jenis-jenis risiko
Menurut IRM (2002), resiko terbagi empat :
- Risiko operasional
Resiko yang berhubungan dengan operasinal organisasi, seperti proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia.
- Risiko finansial
Risiko yang berdampak pada kinerja keuangan, misalnya risiko akibat dari fluktasi mata uang, tingkat suku Bungan dari pemberian kredit, likuiditas dari kondisi pasar.
- Hazard Risk
Risiko yang berkaitan kecelakaan fisik, misalnya kebakaran, gempa bumi, longsor, ancaman fisik dan sebagainya
- Risiko strategi
Risiko tersebut merupakan risiko yang berhubungan strategi perusahaan , ekonomi, politik, dan hukum.
Tujuan manajemen resiko proyek adalah terutama meminimalisasi atau mencegah suatu kejadian yang tidak terduga dan jika terjadi mempunyai pengaruh negative dan positif pada sebuah proyek. Manajemen risiko proyek yang baik mampu untuk memperbaiki tingkat keberhasilan secara signifikan untuk memberikah pengaruh positif dalam hal memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal dan estimasi biaya yang baik.
Manajemen resiko proyek terbagi tiga hal :
- Identifikasi
Yaitu analisis dan penilaian risiko dari awal proyek secra sistematis dan mengembangkan rencana untuk mengantisipasi risiko
- Mengalokasikan tanggung jawab kepada pihak yang bersangkutan dalam mengelola proyek
- Memastikan biaya penanganan risiko yakni cukup kecil dibandingkan dengan nilai proyek yang artinya bahwa nilai biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak negative dari suatu risiko relative lebih rendah atau berkurangnya risiko tersebut.
Ketidakpastian resiko
Pengambilan keputusan termasuk dalam tiga kategori :
- Pengambilan dalam kondisi tidak pasti
- Pengambilan keputusan di bawah risiko
- Pengambilan risiko dalam ketidakpastian
Proses Perencanaan Manajemen Risiko (Planning Process)
Dalam membuat perencanaan manajemen risiko, beberapa hal yang perlu diperhatikan :
- Project charter
- Kebijakan manajemen risiko
- Susunan peran dan tanggun jawab
- Toleransi stakeholder terhadap risiko
- Tamplate untuk rencana manjemen risiko
- Work Breakdown Structure
- Identifikasi risiko
Proses Manajemen Risiko meliputi beberapa tahap sebagai berikut :
- Mengidentifikasi risiko
- Menganalisis risiko
- Mengevaluasi risiko
- Menangani risiko
- Memantau risiko
- Mengkomunikasikan risiko
Penjadwalan (Schedulling)
Penjadwalan adalah hubungan antara tenaga kerja, uang dan bahan yang digunakan pada sebuah proyek. Penjadwalan yang sering digunakan seperti Diagram Gantt atau Bar Chart, dan penjadwalan yang lainnya adalah PERT (Project Evaluation and Review Technique) atau CPM (critical Part Method) yang meliputi kegiatan proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, serta waktu yang dibutuhkan pada setiap aktivitas.
Pengandalian (Controlling)
Pengendalian dalam sebuah proyek yakni pengendalian terhadap sumber daya, biaya, dan kualitas serta anggaran. Pengendalian proyek digunakan untuk revisi rencana proyek sehingga waktu dan biaya tepat waktu sehingga melibatkan pengawasan ketat pada sumber daya, biaya, kualitas dan budget.
Pengendalian dan monitoring bertujuan untuk memastikan asumsi proyek masih valid, kebijakan manajemen risiko yang diikuti, cadangan biaya dan jadwal sesuai risiko proyek.
Pengendalian dan monitoring risiko berupa :
- Mengidentifikasi
- Menganalisis
- Merencanakan risiko-risiko yang baru muncul
- Melacak risiko teridentifikasi
- Menganalisis ulang risiko sekarang
- Memonitor sisa risiko
- Mereview pelaksanaan respon resiko