Denah Rumah untuk Lebar Tanah 5,6,7,8 Meter 1 & 2 Lantai (Pertibangan Pemilihan)
Langkah awal yang perlu Anda pertimbangkan dalam membuat denah rumah
1. Analisa Site & Konsep Site
Analisa site merupakan langakah awal bagai para arsitek dalam perencanaan bangunan (rumah). Di sini lah kita mulai memilih lokasi mana yang cocok untuk bangunan rumah kita nantinya. adapun hal-hal yang perlukan dalam memilih tanah untuk rumah:
- Kemudahan Aksebilitas menuju Tapak (lokasi tanah)
- Pilih kontur tanah yang relatif rata dan memungkinkan untuk bangunan rumah
- Tersedianya jaringan utilitas, seperti: jaringan listrik, telp, PAM dan lainya
- Tersedianya fasilitas publik, seperti tempat ibadah, pasar, sekolah, dan lainya
Setelah menemukan/mempunyai lokasi tanah langkah selanjutnya adalah
a. Analisa dan Konsep Pencapaian => memperoleh letak pintu masuk utama (main entrance) dan letak pintu untuk kegiatan service (side entrance)
b. Analisa dan Konsep Penzoningan => untuk mengetahui zona tingkat kebisingan dalam tapak (site) sehingga dapat ditentukan perletakkan zona-zona kegiatan berdasarkan karakter dari kegiatan tersebut
c. Analisa dan Konsep Tata Massa Bangunan
- Efisiensi dan efektifitas lahan.
- Kesesuaian dengan bentuk tapak, konsep orientasi, dan view.
- Kebutuhan ruang kegiatan yang ditampung.
- Intergritas terhadap lingkungan sekitar.
d. Analisa dan Konsep Sirkulasi Internal => memperoleh pola sirkulasi internal yang nyaman dan tidak membingungkan bagi pengguna bangunan serta tidak terjadi crossing.
e. Analisa dan Konsep Orientasi Bangunan => menentukan arah orientasi bangunan agar didapatkan nilai view yang optimal sehingga dapat menjadikan bangunan sebagai daya tarik bagi para pengunjung dan pengguna jalan
f. Analisa dan Konsep View => mendapatkan arah pandang (view) yang terbaik, baik view dari dalam keluar atau dari luar ke dalam sehingga dapat menjadikan point of interest kawasan.
h. Analisa dan Konsep Kebisingan => mereduksi tingkat kebisingan yang berasal dari luar site dengan tujuan mendapatkan kenyamanan dalam berkegiatan di dalam bangunan. Dasar pertimbangan : (a) Sumber bunyi yang berasal dari luar site dan dalam Site (2) Intergritas terhadap konsep view.
i. Analisadan Konsep Lanscape => menentukan jenis vegetasi dan menempatkan vegetasi sesuai dengan fungsinya agar tercipta nilai estetika pada bangunan.
2. Kebutuhan Ruang
Di kutip dari https://homesketch.wordpress.com - Pada umumnya ruang dalam sebuah rumah membutuhkan : ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, kamar mandi, dapur, ruang cuci, ruang jemur, dan gudang. Sedangkan kebutuhan ruang dalam tambahan misalnya ruang musik, perpustakaan, ruang kerja, ruang doa atau mushola, bahkan ruang untuk usaha. Pada ruang luar mungkin anda akan membutuhkan teras, carport atau garasi, taman, kolam, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan ruang-ruang yang efisien dan sesuai kebutuhan, kebiasaan dan kegiatan sehari-hari anda dan keluarga menjadi pertimbangan utama dalam menentukan prioritas kebutuhan ruang termasuk luasan ruangnya.
Sebagai contoh, adalah dalam menentukan kebutuhan ruang tamu. Seberapa sering dan seberapa banyak frekuensi anda menerima tamu? Hal tersebut tentu harus menjadi pertimbangan apakah ruang tamu membutuhkan ruang yang luas atau cukup untuk menerima beberapa tamu saja. Apakah anda sering menerima tamu resmi? Ataukah tamu anda mayoritas keluarga? Anda bisa menerima tamu resmi di ruang teras saja sedangkan alokasi luasan ruang tamu bisa anda gunakan untuk memperbesar ruang keluarga.
Contoh lain adalah dalam menentukan kebutuhan ruang serta luasan kamar mandi beserta perlengkapannya. Apakah diperlukan pemisahan area antara kamar mandi basah dan kering? Apakah kamar mandi kering perlu diintegrasikan dengan ruang wardrobe atau ruang ganti pakaian? Apakah diperlukan perlengkapan sanitary, dimulai dari wastafel, closet, bath tub, shower, dan sebagainya? Bisa juga anda dan keluarga hanya memerlukan kamar mandi yang kecil dan simpel saja. Semua tergantung dari kebiasaan hidup sehari-hari anda dan keluarga.
Setelah mendapatkan daftar ruang yang dibutuhkan serta perkiraan luasan ruang, anda dapat berkonsultasi dengan arsitek rumah atau perencana anda untuk menyusunnya menjadi sebuah denah rumah dan rancangan gambar desain rumah tinggal. Pada tahap ini yang sering terjadi adalah daftar kebutuhan ruang serta luasan ruang yang ideal bagi anda ternyata melebihi luasan maksimal yang mampu dibiayai oleh anggaran yang sudah anda siapkan.
Solusi untuk masalah ini, anda dapat saja mengurangi luasan ruang-ruang tertentu (selama masih dalam batas ideal dan nyaman), atau anda dapat menggabungkan beberapa ruangan yang tadinya terpisah menjadi satu ruangan multifungsi. Misalnya menggabungkan ruang makan dengan ruang keluarga, atau ruang tamu dengan ruang keluarga, dan sebagainya.
Alternatif lainnya, anda tetap dapat mempertahankan kebutuhan ruang serta luasan yang ideal, namun dengan pelaksanaan pembangunan yang bertahap sesuai dengan kesiapan anggaran anda. Yang perlu pertimbangan khusus adalah aspek-aspek desain serta perencanaan pelaksanaan lapangan, yang dapat memudahkan pelaksanaan pembangunan rumah tahap kedua nantinya meskipun rumah sudah dalam keadaan anda tempati.
Misalnya saja, jika pembangunan rumah tahap kedua direncanakan secara vertikal atau bertingkat, tentu perlu dipertimbangkan desain serta perhitungan struktur untuk bangunan bertingkat, agar pembangunan tahap keduanya nanti tidak perlu mengganggu struktur rumah yang sudah terbangun, seperti dinding, pondasi, kolom, tangga dan sebagainya.
Begitu juga jika pembangunan tahap kedua direncanakan secara horisontal, ke samping atau ke belakang. Perlu dipikirkan pelaksanaan lapangannya agar gangguan dari aktivitas pembangunan seperti sirkulasi material dan pekerja, dapat diminimalkan.
Desain rumah 2 lantai biasanya tampil lebih ‘wah’ dibandingkan rumah satu lantai. Kenapa seperti itu Karena rumah-rumah 1 lantai biasanya terdapat pagar tinggi yang menghalangi pemandangan dari luar, sehingga kebanyakan orang dengan rumah 1 lantai tak terlalu peduli dengan desain rumahnya karena toh tak terlihat tertutup pagar. Jika Anda ingin tampilan arsitektur yang ‘wah’ dengan 1 lantai, bisa saja, tapi rumah 2 lantai memiliki kelebihan tampilannya lebih menarik. Kenapa? Karena dengan 2 lantai terdapat lebih banyak variasi desain arsitektur yang lebih bisa ditampilkan dan ditonjolkan.
d. Analisa dan Konsep Sirkulasi Internal => memperoleh pola sirkulasi internal yang nyaman dan tidak membingungkan bagi pengguna bangunan serta tidak terjadi crossing.
e. Analisa dan Konsep Orientasi Bangunan => menentukan arah orientasi bangunan agar didapatkan nilai view yang optimal sehingga dapat menjadikan bangunan sebagai daya tarik bagi para pengunjung dan pengguna jalan
f. Analisa dan Konsep View => mendapatkan arah pandang (view) yang terbaik, baik view dari dalam keluar atau dari luar ke dalam sehingga dapat menjadikan point of interest kawasan.
h. Analisa dan Konsep Kebisingan => mereduksi tingkat kebisingan yang berasal dari luar site dengan tujuan mendapatkan kenyamanan dalam berkegiatan di dalam bangunan. Dasar pertimbangan : (a) Sumber bunyi yang berasal dari luar site dan dalam Site (2) Intergritas terhadap konsep view.
i. Analisadan Konsep Lanscape => menentukan jenis vegetasi dan menempatkan vegetasi sesuai dengan fungsinya agar tercipta nilai estetika pada bangunan.
2. Kebutuhan Ruang
Lihat kembali kebutuhan ruangan Anda dan keluarga. Jika keluarga Anda termasuk keluarga besar dan Anda berencana tinggal dengan orang tua atau adik kakak Anda, pertimbangkan kembali luas total yang dibutuhkan dengan luas tanah yang Anda miliki. Perhitungkan dengan cermat luas setiap ruangan agar nyaman digunakan seluruh anggota keluarga. Jika masih memungkinkan untuk menggunakan 1 lantai maka tak masalah, jika Anda merasa 1 lantai saja tak cukup memenuhi kebutuhan ruangan Anda, coba pertimbangkan untuk membuat 2 lantai atau bahkan 3 lantai.
Untuk mendapatkan ruang-ruang yang efisien dan sesuai kebutuhan, kebiasaan dan kegiatan sehari-hari anda dan keluarga menjadi pertimbangan utama dalam menentukan prioritas kebutuhan ruang termasuk luasan ruangnya.
Sebagai contoh, adalah dalam menentukan kebutuhan ruang tamu. Seberapa sering dan seberapa banyak frekuensi anda menerima tamu? Hal tersebut tentu harus menjadi pertimbangan apakah ruang tamu membutuhkan ruang yang luas atau cukup untuk menerima beberapa tamu saja. Apakah anda sering menerima tamu resmi? Ataukah tamu anda mayoritas keluarga? Anda bisa menerima tamu resmi di ruang teras saja sedangkan alokasi luasan ruang tamu bisa anda gunakan untuk memperbesar ruang keluarga.
Contoh lain adalah dalam menentukan kebutuhan ruang serta luasan kamar mandi beserta perlengkapannya. Apakah diperlukan pemisahan area antara kamar mandi basah dan kering? Apakah kamar mandi kering perlu diintegrasikan dengan ruang wardrobe atau ruang ganti pakaian? Apakah diperlukan perlengkapan sanitary, dimulai dari wastafel, closet, bath tub, shower, dan sebagainya? Bisa juga anda dan keluarga hanya memerlukan kamar mandi yang kecil dan simpel saja. Semua tergantung dari kebiasaan hidup sehari-hari anda dan keluarga.
Setelah mendapatkan daftar ruang yang dibutuhkan serta perkiraan luasan ruang, anda dapat berkonsultasi dengan arsitek rumah atau perencana anda untuk menyusunnya menjadi sebuah denah rumah dan rancangan gambar desain rumah tinggal. Pada tahap ini yang sering terjadi adalah daftar kebutuhan ruang serta luasan ruang yang ideal bagi anda ternyata melebihi luasan maksimal yang mampu dibiayai oleh anggaran yang sudah anda siapkan.
Solusi untuk masalah ini, anda dapat saja mengurangi luasan ruang-ruang tertentu (selama masih dalam batas ideal dan nyaman), atau anda dapat menggabungkan beberapa ruangan yang tadinya terpisah menjadi satu ruangan multifungsi. Misalnya menggabungkan ruang makan dengan ruang keluarga, atau ruang tamu dengan ruang keluarga, dan sebagainya.
Alternatif lainnya, anda tetap dapat mempertahankan kebutuhan ruang serta luasan yang ideal, namun dengan pelaksanaan pembangunan yang bertahap sesuai dengan kesiapan anggaran anda. Yang perlu pertimbangan khusus adalah aspek-aspek desain serta perencanaan pelaksanaan lapangan, yang dapat memudahkan pelaksanaan pembangunan rumah tahap kedua nantinya meskipun rumah sudah dalam keadaan anda tempati.
Misalnya saja, jika pembangunan rumah tahap kedua direncanakan secara vertikal atau bertingkat, tentu perlu dipertimbangkan desain serta perhitungan struktur untuk bangunan bertingkat, agar pembangunan tahap keduanya nanti tidak perlu mengganggu struktur rumah yang sudah terbangun, seperti dinding, pondasi, kolom, tangga dan sebagainya.
Begitu juga jika pembangunan tahap kedua direncanakan secara horisontal, ke samping atau ke belakang. Perlu dipikirkan pelaksanaan lapangannya agar gangguan dari aktivitas pembangunan seperti sirkulasi material dan pekerja, dapat diminimalkan.
3. Budget
Persiapkan anggaran Anda dengan cermat! Budget merupakan salah satu perhatian khusus yang tak boleh dianggap enteng. Membangun rumah 2 lantai pasti membutuhkan dana yang lebih besar daripada membangun rumah 1 lantai. Sebelum membangun rumah sebaiknya Anda memiliki Rencana Anggaran Biaya secara rinci berapa saja biaya yang dibutuhkan mulai dari membangun sampai rumah berdiri.
Persiapkan anggaran Anda dengan cermat! Budget merupakan salah satu perhatian khusus yang tak boleh dianggap enteng. Membangun rumah 2 lantai pasti membutuhkan dana yang lebih besar daripada membangun rumah 1 lantai. Sebelum membangun rumah sebaiknya Anda memiliki Rencana Anggaran Biaya secara rinci berapa saja biaya yang dibutuhkan mulai dari membangun sampai rumah berdiri.
4. Style
Desain rumah 2 lantai biasanya tampil lebih ‘wah’ dibandingkan rumah satu lantai. Kenapa seperti itu Karena rumah-rumah 1 lantai biasanya terdapat pagar tinggi yang menghalangi pemandangan dari luar, sehingga kebanyakan orang dengan rumah 1 lantai tak terlalu peduli dengan desain rumahnya karena toh tak terlihat tertutup pagar. Jika Anda ingin tampilan arsitektur yang ‘wah’ dengan 1 lantai, bisa saja, tapi rumah 2 lantai memiliki kelebihan tampilannya lebih menarik. Kenapa? Karena dengan 2 lantai terdapat lebih banyak variasi desain arsitektur yang lebih bisa ditampilkan dan ditonjolkan.
Kekurangan dan Kelebihan Rumah 1 & 2 Lantai
# Kelebihan Rumah 1 Lantai:
- Biaya struktur bangun lebih murah (Pondasi Menerus, Sloof, Dinding, Kolom Praktis, Ring Balok).
- Biaya perawatan rumah 1 lantai lebih murah dibandingkan dengan biaya perawatan rumah 2 lantai.
# Kekurangan Rumah 1 Lantai
- Banyak memerlukan kebutuhan lahan
# Kelebihan Rumah 2 Lantai
- Rumah bertingkat terlihat lebih gagah, kokoh dan megah
- Lantai dua pada hunian bertingkat memiliki potensi view atau pemandangan dan pencahayaan yang dapat dimaksimalkan. Manfaatkan potensi luar ruang dengan memperhatikan tata letak ruang.Misalnya, mengatur letak jendela dan balkon pada lantai atas. Jadi hal ini juga patut menjadi Anda perhatikan, sebelum membangun rumah bertingkat.
# Kekurangan Rumah 2 Lantai
- Biayanya lebih mahal karena menggunakan Struktur Rangka (Pondasi Setempat, kolom, balok dan plat lantai)
- Ruang-ruang dan kamar di lantai 2 akan menyulitkan anggota-anggota keluarga untuk berkumpul. Terutama kalau ruang atas itu untuk anak-anak. Anak yang mulai besar akan menjadi cenderung sulit dikontrol orang tuanya
Jika Anda memutuskan untuk membangun rumah 2 lantai, guna memenuhi kebutuhan ruangan karena alasan lahan yang ada tidak mencukupi untuk dibangun hanya 1 lantai. Berikut alternatif denah 2 lantai yang dapat anda pilih utuk tipe-tipe kecil
Petimbangan dalam memilih Denah Rumah untuk Lebar Tanah 5,6,7,8 Meter 1 & 2 Lantai
Denah Rumah Type 21
Denah Rumah tipe 21 termasuk rumah tipe kecil, rumah dengan luas bangunannya hanya 21 meter persegi. Dimensi untuk rumah tipe 21 umumnya menggunakan ukuran 3 x 7 meter, 5,25 x 4 meter, dan 6 x 3,5 meter. Untuk tipe 21, developer perumahan umumnya membandrol harga kisar Rp 80 juta – Rp 300 juta.Jika Anda memutuskan untuk membangun rumah 2 lantai, guna memenuhi kebutuhan ruangan karena alasan lahan yang ada tidak mencukupi untuk dibangun hanya 1 lantai. Berikut alternatif denah 2 lantai yang dapat anda pilih utuk tipe-tipe kecil